Rabu, Juli 08, 2009

Skandal Seks Para Pemuka Kristen

Gereja, Keuskupan, dan segala organisasi keagamaan Katholik dan Protestan memang tak sepi dari skandal seks. Dari mulai pelecehan ringan seperti meraba, hingga pelecehan berat seperti sodomi, pemerkosaan terhadap jemaat wanita, dan juga perzinaan antar pengurus Gereja. Di bawah ini ada beberapa kasus pelecehan seks dalam tubuh Gereja.

Rev. Terry Hornbuckle, pendiri Agape Christian Fellowship Church di Arlington, ditemukan bersalah karena mencabuli tiga perempuan, dua orang di antaranya adalah anggota gereja. Dia dihukum 15 tahun penjara.

Rev. Larry Nuell Neathery, mantan pendeta di Gereja Baptis Westside Victory di Fort Worth, telah dihukum dengan kehidupan di penjara. Dia telah divonis karena kekerasan seksual yang melibatkan penganiayaan terhadap lima anak laki-laki.

Archbishop Edgardo Storni dari Santa Fe, Argentina, meletakkan jabatannya pada 1 Oktober 2002, setelah sebuah buku dakwaan memaparkan bahwa dia melakukan pelecehan setidaknya kepada 47 seminaris muda.

Uskup Pembantu Franziskus Eisenbach dari Mainz, Jerman, mengundurkan diri pada 16 April 2002, setelah seorang profesor wanita dari sebuah universitas mendakwa Franziskus melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya ketika kerasukan.

Uskup Manuel D. Moreno mengundurkan diri pada 7 Maret 2003 dari keuskupan Tucson, dengan alasan kesehatan (dari awal ia menderita penyakit parkinson dan kanker prostat). Moreno meminta maaf mengenai penanganannya yang kurang memuaskan dalam kasus Mgr. Robert C. Trupia dan beberapa pendeta lainnya yang melakukan beberapa kasus pelecehan seksual.

Kardinal Bernard Law, mengundurkan diri pada 13 Desember 2002, setelah setahun mendapatkan kritik atas kegagalannya untuk menghapus pelecehan seks yang dilakukan para pendeta dalam pelayanan di Boston.

Uskup Anthony O’Connell mengundurkan diri pada 8 Maret 2002, setelah ia mengakui bahwa ia telah melakukan pelecehan seks terhadap seorang remaja putera.

Kardinal Hans Hermann Groer dari Wina dipaksa oleh Vatikan untuk pensiun pada bulan April 1995 terkait dugaan bahwa ia berulang kali melakukan pelecehan seksual terhadap banyak siswa di sebuah SMA Katolik pria di Hollabrunn pada tahun 1970-an.

Dari serangkaian pemburuan dan penggalian informasi ke pelbagai sinode gereja se-Jabotabek, ditemukan fakta bahwa skandal seks di dalam gereja ternyata jauh lebih mengerikan daripada yang selama ini secara bisik-bisik terdengar. Tidak hanya Elo Lauriksando (bukan nama sebenarnya), contohnya. Gembala muda nan elok parasnya ini senantiasa membiarkan rambutnya yang tersisir rapi terurai sebahu. Anggota jemaat di sebuah kawasan menengah di luar Jakarta yang digembalakannya seakan tak pernah kehabisan perbendaharaan kata acap kali menyanjung kehebatan sarjana teologi ini. Daya pikatnya kala melakukan pelayanan mimbar memang luar biasa. Apa lacur, di akhir 2001, gembala muda yang khotbah-khotbahnya memukau banyak orang ini dipecat oleh pucuk pemimpin sinode tempatnya bernaung. Pasalnya, ia terlibat perselingkuhan! Semula Elo memang bisa berkelit dan lepas dari jerat sanksi gereja. Namun, belakangan ia tak bisa lagi mengelak saat para seniornya menunjukkan bukti foto-foto adegan bugil. Sulit dipercaya, bagaimana mungkin seorang pemimpin jemaat mendokumentasikan peristiwa bejat hubungan intim super rahasia dengan bidikan lensa kamera?! Di mana Elo sekarang? Pemimpin yang nyaris menduduki posisi puncak ini raib ditelan bumi, entah di mana rimbanya.

Elmondo (juga bukan nama sebenarnya). Orangnya ramah, halus pula budi bahasanya. Bibirnya tak pernah lepas dari sunggingan senyum. Di mimbar, Elmondo pun sosok yang mempesona. Tak heran jika banyak wanita dari ABG sampai ibu-ibu rumah tangga menggandrungi kebolehan pemimpin lapis dua di gereja mereka ini. Namun, di penghujung abad ke-20 lalu tertiup berita gempar. Pemimpin jemaat ini dipecat, lagi-lagi lantaran ia melakukan skandal seks dengan sekretarisnya. Semula Elmondo memang berjuang untuk bangkit lagi. Ia malang melintang berusaha merintis pelayanan baru di luar Jawa. Elmondo kemudian diketahui menekuni pelayanan warung nasi.

Fakfak (nama samaran) oleh komunitas gerejanya dipromosikan sebagai pakar pelayanan pelepasan. Nama, posisi, popularitas, nasib dan keberuntungannya lama berkibar. Namun, juga di penghujung abad ke-20 lalu nasib baik tidak lagi berpihak padanya. Salah seorang pimpinan gereja yang mengusung visi kekudusan warga negara sorga ini tak dimungkinkan lagi berlama-lama menyembunyikan aibnya. Fakfak terjerat nikmatnya dosa perzinaan.

Masih banyak lagi kasus-kasus seperti itu yang belum terungkap. Bahkan, apa yang saya kutip di sini hanya sebagian kecil saja dari banyak kasus yang telah terungkap. Anda bisa googling dengan keyword ’sex abuse scandal’ atau ’skandal seks pendeta jemaat’, misalnya, untuk mendapatkan artikel mengenai skandal seks di tubuh Gereja.

Sumber

3 komentar:

  1. WAW...bener ga sih??????Serem ya...Untuk Rabbaniy..ungkap terus kebenaran ...Semangat ya...

    BalasHapus
  2. maaf,apa tidak ada pelecehan dalam pesantren?disini bukan masalah agama,tapi masalah personalnya...mohon lebih arif...fanatis buta cm akan menyesatkan anda.Anda tidak hidup sendiri.

    BalasHapus
  3. tetap semangat membuka fakta, jangan dengarkan orang-orang yg iri dgn anda.

    BalasHapus

Hadirkan jejak Anda dengan tetap menjaga adab komunikasi yang sopan