Rabu, Juli 08, 2009

Gerakan Kristenisasi Berkedok Islam

Tantangan Da’wah dan Problematika umat Islam semakin lama semakin berat, terutama setelah melakukan investigasi dilapangan dari berbagai daerah kita sering berhadapan dengan upaya pemurtadan dan penyesatan aqidah baik yang dilakukan oleh para misionaris dan evangelis kristen yang strateginya menggunakan pendekatan-pendekatan Islam, begitu pula gerakan liberalis dan pluralis yang semakin berani mengacak-acak Islam dari pantauan di berbagai daerah terutama disuarakan oleh lembaga-lembaga pendikan Islam ( UIN,STAIN,IAIN,) dan sudah masuk ke sebahagian ponpes-ponpes, bahkan sekarang sudah ada dua Ponpes Multiagama di Semarang dan Jakarta,yaitu Pondok Pesantren Multiagama Sokotunggal yang di Resmikan oleh KH.Abdurahman wahid alias Gusdur, tentu santri-santrinya dari berbagai agama bukan hanya beragama Islam saja. Kita akan menjelaskan beberapa temuan banyaknya Lembaga dan yayasan kristen yang berkedok Islam sbb :

Mengungkap Lembaga-Lembaga Kristen berkedok Islam :

Di Batam ada Yayasan kristen bernama ” Yayasan Islam Al-Hanif yang dipimpin oleh M.Simanungkalit, di Jakarta Robert Paul Walean dari Kristen Advent mendirikan Islam Hanif, yayasan Kristen Bona P memakai nama Islam Hanif,Yayasan R.Muhammad Nurdin, Yayasan Aulia, Yayasan Jalan al Rahmah, Yayasan Nurkalimatullah, Yayasan Amal shaleh, Institut Teologi Kalimatullah dan masih banyak lagi.
Di Jakarta Utara sudah ada lembaga kristen berkedok Islam,misalnya yayasan Aulia, Seorang Pdt.Advent Robert Paul Walean telah mendirikan ajaran Islam Hanif dan Pendeta Walean ini telah bergabung di Jaringan Alqiyadah al Islamiyah pimpinan Rasul Sesat Ahmad Mushaddeq, dan alqiyadah setelah difatwakan sesat oleh MUI, alqiyadah sudah berganti nama menjadi Wahdatul Ummah, lihat buku alqiyadah yang berjudul ” Almasih al mau’ud dan Rohul Qudus dalam perspektif Taurat, Injil dan Al Qur’an dan sudah diterbitkan oleh Ahmad Mushaddeq dengan memakai nama Wahdatul Ummah Front Persatuan Nasional Pimp.Umumnya KH.Agus Miftah. Dan ini menunjukan bahwa Ahmad Mushaddeq sesungguhnya belum bertobat. Didalam buku tersebut jelas dimasukkan konsep Islam Hanif versi Robert P.Walean

Buku-buku yang diterbitkan Robert Paul Walean Tentang Islam Hanif yang menyesatkan Umat Islam sbb :

1. ” Kebenaran Yang Terungkap dari Al-Qur’an ” diatasnya memakai kalimat bismillahir Rahmaanir Rahiim, dibawahnya pakai lambang salib.
Kesesatan isinya antara lain membelokkan surat al Fatihah dan surat An-Naas yang intinya supaya menyembah dan mempertuhankan Isa almasih.
• Al-fatihah (1) : 2 ”Alhamdulillahi rabbil’aalamin” yang artinya segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam ”. Si Nama Allah ( Isa Putera Maryam ) yang Rahmaanir Rahiim itulah yang patut dipuja dan diagungkan karena Dia aslinya adalah Tuhan semesta alam,QS.An-Nisaa (4) 171 Allah Kalimatulloh Rohulloh telah menjadi manusia Isa almasih putera Maryam. ( hal 16 ).
• Al-Fatihah (1) : 3 ” Ar Rahmaanir Rahiim” yang artinya : yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.. Kembali diulang-ulangi untuk menegaskan dan menyatakan betapa besar rahmat Allah itu telah dibuktikannya dengan rela mati ditiang salib. ( hal 17 )
• Alfatihah (1) : 5 ” Iyyaaka na’budu wa iyyaka nasta’iin ” yang artinya hanya kepadaMU kami menyembah dan hanya kepadaMu kami mohon pertolongan” Sangat jelas bukan kepada manusia.,juga ( bukan kepada Rasul ) tapi hanya kepada Allah Kalimatuhu Isa Putera Maryam hakim yang adil itulah kita menyembah dan meminta pertolongan agar nanti dihari kiamat kita akan diselamatkan. ( Hal 17 ).
• Catatan : Intinya seluruh isi surat al Fatihah pengertiannya dibelokan kepada Isa almasih.
• Begitu juga QS. An-Naas seluruh isinya dibelokan kepada Isa almasih yaitu Tuhan yang jadi manusia.
• ”Robbinnaas = Tuhan manusia, Malikin Naas = Raja manusia, Ilaahin Naas = Tuhan manusia. Siapakan Tuhan manusia itu ? Dia adalah Isa Putera Maryam yang aslinya Allah ( Qs.4 : 171 ) yang telah rela mati untuk menebus dosa UmmatNya, untuk memikul beban yang manusia tidak sanggup pikul, sehingga manusia dapat mencapai negeri yang dituju ( sesuai kamus Agama Islam hal 25 ). ( Hal 19 ).

2. Buku “ Kebenaran Yang Terungkap Dari Al-Qur’an dan Alkitab “ sesungguhnya Menyatakan Allah itu Maha Esa ( Tauhid ). Naskah ini yang disampaikan kepada BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AGAMA DEPAG RI Jln.M.H Thamrin No. 6 Jakarta

Dalam buku tersebut menurut Robert Paul Walean telah di presentasikan di Badan Litbang Departemen Agama, ternyata ini dusta yang sangat keji, setelah dikonfirmasikan ke Balitbang Depag , menurut penjelasan Prof.Dr. Atho mengatakan tidak pernah ada buku tersebut baru pertama kali melihatnya hari ini.

Buku ini isinya Sangat menghina dan melecehkan Allah dan Al-Qur’an yang Sangat keji
Antara lain di halaman 66 “Sesungguhnya kitab Al-Qur’an yang dimulai dengan surat pertama Al-Faatihah dan ditutup dengan surat terakhir An-Naas, intisarinya adalah untuk menyatakan betapa besar Rahmaanir Raahiimnya Allah kepada UmmatNya dengan sering diulang-ulangi dengan kata “ BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM, yang artinya sesungguhnya adalah ‘ DENGAN MENYEBUT SI NAMA ALLAH YAITU ISA ALMASIH PUTERA MARYAM YANG RAHMAANIR RAHIIM”.( hal 66 )
Isi buku ini lebih jahat dari buku pertama diatas.

3. Alkitab Menubuatkan Islam Hanif akan masuk Surga Versi Pendeta Robert P Walean dari kristen adventis.

Ciri –ciri Islam Hanif
Menurut Robert P.Walean Islam Hanif bukan ajaran Kristen. Tetapi Islam Hanif adalah ajaran yang ada dalam Qur’an. Hari ibadahnya bukan hari Jum,at tapi hari Sabtu.

Dasarnya Al-Quran dan alkitab, wajib menghormati hari Sabtu.
Dan mengakui pengorbanan Isa almasih dikayu salib untuk menebus dosa manusia.
Ini bentuk kebohongan yang besar. Yang dimaksud Islam Hanif menurut Walean sesungguhnya adalah kristen advent hari ketujuh yang ibadahnya pada hari Sabtu, alasannya karena Tuhan menciptakan alam semesta hanya enam hari, dan pada hari ketujuh ( Sabtu ) Tuhan beristirahat sudah tidak ada kerjaan.
Catatan : Sesungguhnya Ajaran Islam Hanif itu adalah ajaran kristen advent yang mencatut nama Islam. Waspadalah Kristenisasi Musang berbulu ayam dan srigala berbulu domba.

Mengungkap Bahayanya Gerakan Liberalisasi Islam


Selain tantangan dari luar Islam, tidak kurang berbahayanya adanya tantangan yang datang dari dalam kalangan umat Islam yang mengusung paham sepilis, Yaitu sekulerisme, Pluralisme dan liberalisme, yang mengajarkan semua agama sama ,setara dan kebenaran agama adalah relatif, pindah agama tidak murtad dan menghalalkan kawin beda agama juga melegalkan perkawinan sejenis ( Homoseks ), masalah ini cukup serius dan berbahaya karena dikomandoi oleh sebagian intelektual muslim dan juga mengajar dilembaga-lembaga Islam, marilah kita simak orang-orang Islam, yang menyerang kebenaran Islam dan AL-Qur’an , Hadist Nabi saw. sebagai berikut :

Pluralisme Agama berbasis pada pemikiran Relativisme Kebenaran dan Relativisme iman. Paham ini sudah begitu luas disebarkan di lingkungan organisasi-organisasi Islam dan diajarkan di kampus-kampus berlabel Islam. Marilah kita simak pandangan dan ajaran yang diusung oleh kaum Liberalis dan Pluralis sbb :

1. Prof. DR. Norcholis Madjid ( Cak Nur )


“Sebagai sebuah pandangan keagamaan, pada dasarnya Islam bersifat inklusif dan merentangkan tafsirannya ke arah yang semakin pluralis. Sebagai contoh, filsafat perenial yang belakangan banyak dibicarakan dalam dialog antar agama di Indonesia merentangkan pandangan pluralis dengan mengatakan bahwa setiap agama sebenarnya merupakan ekspresi keimanan terhadap Tuhan yang sama. Ibarat roda, pusat roda itu adalah Tuhan, dan jari-jari itu adalah jalan dari berbagai Agama menuju Tuhan. .. Oleh karena itu ada istilah “Satu Tuhan Banyak Jalan”.” (Buku Tiga Agama Satu Tuhan, Mizan, Bandung, 1999, hal. xix.)

“Semua agama, dalam inti yang paling mendalam adalah sama. Dalam bulan yang suci ini karena bersamaan ada perayaan Waisak, Maulid Nabi Muhammad saw, dan kenaikan Isa al-Masih, kita semua harus menuju pada kedamaian.” (Fiqih Lintas Agama (hal. 88), pidato dalam acara Peringatan Waisak Nasional di JCC, 15 Mei 2003).

2. Ulil Abshor Abdalla


Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar.” (Majalah GATRA, 21 Desember 2002).

3. Budy Munawar Rahman ( Dosen Univ. Paramadina ).


“Karenanya, yang diperlukan sekarang ini dalam penghayatan masalah Pluralisme antar agama, yakni pandangan bahwa siapa pun yang beriman – tanpa harus melihat Agamanya apa – adalah sama di hadapan Allah. Karena, Tuhan kita semua adalah Tuhan Yang Satu.” (Artikel “Basis Teologi Persaudaraan Antar-Agama” dalam buku Wajah Liberal Islam di Indonesia, hal. 51-53).
Nah, karena kami mau menekankan Pluralisme Agama, pada masa-masa tertentu, misalnya tiga bulan sekali, kami adakan spiritual atau religion fair atau “pekan raya Agama”. Setiap kelas agama akan berhias diri, simbol-simbol agama juga ditampilkan, dan setiap anak akan datang berkunjung, melihat, dan mungkin bertanya kepada guru agama; apa sih artinya pohon Natal? Di sana kita jumpai Buddha yang sedang melakukan meditasi, tampilan Ka’bah, dan lain-lain. Semua anak bisa melihat simbol-simbol keagamaan yang sangat ekspresif dan penuh nilai kesakralan. Itu menjadi pengalaman tersendiri bagi anak-anak. Kami tak mungkin mengajarkan wawasan Pluralisme, tetapi guru-gurunya bukan pluralis. Bahaya sekali dan akan merusak ide besar kami. Makanya, orang tua juga harus mendapatkan training atau semacam acara bulanan sehingga mereka bisa memahami Pluralisme. (www.islamlib.com, 11-5-2003)

Eksklusivisme inilah gejala yang menguat sekarang ini. Di sekolah-sekolah, terutama yang realitasnya plural, ada pengajaran agama yang meninggikan satu pihak atas lainnya. Ini juga yang menjadi kecenderungan para guru agama. Sebab, pada hakikatnya, mereka tidak terlatih memahami persoalan Pluralisme. Fakta ini masih jauh daripada apa yang diharapkan. (idem)

4. Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan


“Jika semua agama memang benar sendiri, penting diyakini bahwa surga Tuhan yang satu itu sendiri, terdiri banyak pintu dan kamar. Tiap pintu adalah jalan pemeluk tiap Agama memasuki kamar surganya. Syarat memasuki surga ialah keikhlasan pembebasan manusia dari kelaparan, penderitaan, kekerasan dan ketakutan, tanpa melihat agamanya. Inilah jalan universal surga bagi semua agama. Dari sini kerjasama dan dialog pemeluk berbeda agama jadi mungkin.
(Abdul Munir Mulkhan, Ajaran dan Jalan Kematian Syekh Siti Jenar, Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2002, hal. 44)

5. DR. Alwi Shihab
“Prinsip lain yang digariskan oleh Al Quran, adalah pengakuan eksistensi orang-orang yang berbuat baik dalam setiap komunitas beragama, dan, dengan begitu, layak memperoleh pahala dari Tuhan. Lagi-lagi, prinsip ini memperkokoh ide mengenai Pluralisme keagamaan dan menolak eksklusivisme. Dalam pengartian lain, eksklusivisme keagamaan tidak sesuai dengan semangat Al Quran. Sebab Al Quran tidak membeda-bedakan antara satu komunitas agama dari lainnya.”
(Alwi Shihab, Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, Mizan, Bandung, 1997, hal. 108-109).

6. Luthfie Assyaukani

(Dosen pemikiran Islam di Universitas Paramadina, Jakarta):

“Seorang fideis Muslim, misalnya, bisa merasa dekat kepada Allah tanpa melewati jalur shalat karena ia bisa melakukannya lewat meditasi atau ritus-ritus lain yang biasa dilakukan dalam persemedian spiritual. Dengan demikian, pengalaman keagamaan hampir sepenuhnya independen dari aturan-aturan formal agama. Pada gilirannya, perangkat dan konsep-konsep agama seperti kitab suci, nabi, malaikat, dan lain-lain tak terlalu penting lagi karena yang lebih penting adalah bagaimana seseorang bisa menikmati spiritualitas dan mentransendenkan dirinya dalam lompatan iman yang tanpa batas itu.” (Kompas, 3/9/2005)

7. Sumanto Alqurtuby:

“Jika kelak di akhirat, pertanyaan di atas diajukan kepada Tuhan, mungkin Dia hanya tersenyum simpul. Sambil menunjukkan surga-Nya yang mahaluas, di sana ternyata telah menunggu banyak orang, antara lain, Jesus, Muhammad, Sahabat Umar, Ghandi, Luther, Abu Nawas, Romo Mangun, Bunda Teresa, Udin, Baharudin Lopa, dan Munir!” (Sumanto Al Qurtuby, Lubang Hitam Agama, Rumah Kata, Yogyakarta, 2005, hal. 45).

Kaum Sepilis (Sekulerisme, Pluralisme. & Liberalisme) Mengusung dan Menghalalkan Kawin Homoseks baik yang disuarakan oleh mahasiswa-mahasiswa dari Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, bahkan sekarang ada guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr. Siti Musdah Mulia juga telah menghalalkan kawin sesama Jenis ( kawin Homo seks ).

Kini sudah muncul buku “ Indahnya Kawin sesama Jenis “ yang ditulis oleh mahasiwa dari Facultas Syari’ah dari IAIN Walisongo Semarang, intinya menghalalkan dan mempromosikan perkawinan sesama jenis, baik media cetak maupun media elektronik yang didanai oleh LSM-LSM Asing untuk menghancurkan aqidah, ahklak umat Islam. Pada Hari Senin, 13 Juni 2005, pukul 08.30 WIB, dalam acara Good Morning, Trans TV melakukan kampanye legalisasi perkawinan sesama jenis. Ketika itu ditampilkan sosok wanita lesbi bernama Agustin, yang mengaku sudah 13 tahun hidup bersama pasangannya yang juga seorang wanita.
Praktik hubungan seksual dan perkawinan sesama jenis, katanya, adalah sesuatu yang baik. Seorang psikolog yang juga seorang wanita (tidak dijelaskan apakah dia lesbi atau tidak) juga menjelaskan bahwa homoseksual dan lesbian bukan praktik yang abnormal, tetapi merupakan orientasi dan praktik seksual yang normal. Acara Trans TV itu tentu saja perlu diberi perhatian serius oleh kaum Muslimin. Sebab, ini merupakan kampanye dan promosi perkawinan sesama jenis yang bersifat massal dan terbuka. Selama ini, banyak TV yang menayangkan acara –baik sinetron, komedi, film– yang secara terselubung berisi kampanye dukungan buat kaum homo.
Film-film sinetron yang menceritakan tentang percintaan dan pergaulan bebas antara pelajar, bahkan cerita perselingkuhan seorang wanita pelajar dengan Kepala Sekolahnya hanya sekadar ingin dapat nilai bagus, sehingga rela melakukan adegan syuur di ruangan kepala sekolah.
Inilah Salah satu dampak globalisasi adalah lahirnya sikap “ketidakberdayaan” (powerless) yang gagap dan gamang dalam menyikapi kedigdayaan media informasi seperti TV. Kasus Inul, Dewa, dan sebagainya, menunjukkan, bagaimana tokoh-tokoh dan institusi keagamaan yang mencoba melawan kebathilan itu akhirnya justru dihajar habis-habisan, dilecehkan, diperhinakan oleh sang penguasa media TV. Melalui kekuasaannya, sang media mampu mengarahkan opini publik, bahwa yang menolak
praktik-praktik kemaksiatan adalah orang-orang yang naif, emosional, berpikiran sempit, sok moralis, dan sebagainya. Apalagi dengan terbitnya majalah Playboy dan divonis bebas Pemrednya di Pengadilan Negeri Jaksel, secara moral, vonis bebas terhadap Erwin adalah kemenangan kehancuran Indonesia. Indonesia Negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam terbesar di dunia sedang memproklamasikan dirinya sebagai negeri yang bebas pornografi.
Jadi melihat problem ( tantangan ) umat Islam semakin lama semakin berat, baik yang datang dari dalam ( Internal ) maupun yang datang dari luar ( external ) yaitu para misionaris yang banyak menggunakan idiom-idiom Islam. Tantangan umat Islam dari dalam antara lain sbb :
• Pertama, belum bersatunya umat Islam masih terkotak-kotak.
• Kedua, Kemiskinan dan Kebodohan Umat
• Ketiga, Kemorosotan akhlaq Umat
• Masjid dan musholla belum berfungsi sebagai sentral Pembinaan Umat.
Untuk menghadang gerakan Pemurtadan dan Penghancuran akhlaq umat Islam, kita jadikan masjid dan musholla sebagai Pusat Pembinaan Umat, diantaranya dengan mengintensifkan Majelis –majelis ta’lim sebagai salah satu benteng terdepan untuk menghadang gerakan pemurtadan terhadap Umat Islam. Dalam upaya menghadang gerakan Pemurtadan dan penyesatan aqidah umat Islam, paling tidak ada 5 ( panca ) tugas Muslim sbb ;
• Pertama , wajib Mengkaji Islam.
• Kedua, Wajib Mengamalkan Islam
• Ketiga, Wajib Mengajarkan Islam
• Ke-empat, Wajib Memperjuangkan Islam
• Ke-lima, Wajib Membela Islam

Demikianlah tulisan ini saya tulis, sekedar untuk bahan renungan kita,agar kita semua kembali kedalam jalan Yang benar , yaitu Dinnul Islam. Wallohu’alam.

Binjay ( Bintara Jaya, Mei 2008)

Abu Deedat Syihab.MH
Posted by saif_una
taken from : website dakta 107 FM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hadirkan jejak Anda dengan tetap menjaga adab komunikasi yang sopan